Nomor Laporan | : | GMDP6GGM |
Status Laporan | : | Selesai |
Jenis Laporan | : | PUBLIC |
Tipe | : | Non Infrastruktur |
Sektor | : | PEMBANGUNAN |
Lokasi | : | Tidak ada lokasi |
Laporan | : | Satu yang Besar atau Kecil/spesifik tapi Banyak Itu yang terlintas di benak saya, saat saya mengunjungi Rumah produksi gudeg kaleng bu Tjipto dan Rumah Coklat Nglanggeran di Jogja kemarin. Pertanyaan di atas saya hubungkan dengan rencana Pemda Purbalingga untuk mendirikan PUSAT OLEH-OLEH KHAS PURBALINGGA di suatu tempat yang telah direncanakan. Sebuah ide pilihan strategi apakah mau mendirikan PUSAT OLEH-OLEH KHAS PURBALINGGA yang besar, full fasilitas dan luas di suatu tempat tertentu, ATAU mendirikan PUSAT OLEH-OLEH KHAS PURBALINGGA yang SPESIFIKASI sesuai dengan potensi PRODUK LOKAL desa/kecamatan. Jika pilihan pertama, maka sesuai rencana, akan didirikan PUSAT OLEH-OLEH KHAS PURBALINGGA yang besar, full fasilitas dan luas di suatu tempat tertentu. Di sana akan tersedia SEMUA produk khas Purbalingga mulai dari makanan kering, makanan basah, minuman instan, batik, aksesoris, handycraft, knalpot disertai fasilitas aula pertemuan, ruang workshop/demo produksi, masjid, tempat parkir luas, toilet, free wi-fi, ruang stok, ruang digital marketing dsb. Kelebihannya : 1. Terpusat, besar, fasilitas lengkap 2. Menyediakan semua produk khas Purbalingga dalam satu tempat 3. Akses mudah dijangkau dan bisa untuk parkir beberapa bis besar Kelemahan : 1. Membutuhkan dana APBD yang besar Pengelolanya haruslah sekelompok tim yang profesional di bidangnya yang juga sudah didanai oleh APBD dan dijadikan BUMD Kab. Purbalingga seperti halnya OWABONG dsb. atau bisa juga diserahkan kepada pihak swasta profesional yang "dipekerjakan" oleh PEMDA Purbalingga dengan skema tertentu. Jika pilihan kedua, maka didirikan beberapa PUSAT OLEH-OLEH KHAS PURBALINGGA yang SPESIFIK sesuai dengan potensi PRODUK LOKAL desa/kecamatan (bangunannya kecil, khas dan ada di beberapa tempat desa/kecamatan sesuai spesifikasi potensi produk lokal setempat). Kelebihannya : 1. Tidak menggunakan APBD yang terlalu besar 2. Menggunakan dana desa/kecamatan 3. Memanfaatkan karangtaruna/BUMDES sebagai pengelolanya 4. Terdesentralisasi, sehingga menjadikan daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk berkunjung ke desa/kecamatan tersebut 5. Beberapa potensi rumah produksi yang bisa menjadi sentral oleh-oleh sekaligus wisata produksi antara lain : - Rumah Duku di desa Kalikajar - Rumah Jenang & Wajik Ketan di desa Kedungjati - Rumah Knalpot di Sayangan - Rumah Kacang di desa Grantung - Rumah Batik di desa Galuh, Dagan, Majapura - Rumah Tahu di desa Kalikabong - Rumah Jipang di desa Lumpang - Rumah Nanas di desa Siwarak - Rumah Gula semut di desa Candiwulan - Rumah Sapu glagah di Tlahab Lor - Rumah Kopi di desa Gunung malang, Gondang dan Purbasari - Rumah Strawberry di desa Serang - Rumah Sayur di Kutabawa - Rumah buntil di Kutasari dsb Kelemahan : 1. Profesionalisme SDM pengelola di karangtaruna/BUMDes 2. Promosi & pemasaran 3. Akses yang kadang tidak bisa dijangkau bis besar Untuk Profesionalisme SDM pengelola di karangtaruna/BUMDes bisa dilakukan dengan pelatihan manajemen usaha yang teratur & peningkatan kesejahteraan bagi pengelola. Untuk Promosi & pemasaran bisa dibantu oleh kampung marketer untuk Promosi & pemasaran online nya dan sekaligus SDM pengelola dilatih oleh mereka (kampung marketer). Sedangkan solusi untuk akses yang kadang tidak bisa dijangkau bis besar, bisa diatasi dengan transit di suatu tempat dulu atau disiapkan tanah desa yang lokasinya bisa diakses oleh bis besar. Itulah sekilas ide saya untuk menjadikan WISATA berbasis PRODUKSI LOKAL tidak hanya desentralisasi wisata POTENSI ALAM saja. So, mau pilih Satu yang Besar atau Kecil/spesifik tapi Banyak untuk PUSAT OLEH-OLEH KHAS PURBALINGGA, kalo saya boleh matur, adakan semua/kedua-duanya aja pak/bu daripada bingung.he...he...he... |
Senin, 08 Okt 2018 06:53:55 WIB