Kami ucapkan terimakasih atas masukannya.

Menanggapi laporan saudara, dapat kami sampaikan bahwa:

• Antrian yang terjadi di IGD disebabkan karena terbatasnya bed/tempat tidur di IGD, sementara jumlah pasien yang datang melebihi kapasitas (rata-rata jumlah pasien IGD per hari adalah 60-70 pasien). Dalam kondisi IGD sudah penuh, kami telah  menawarkan kepada pasien agar mencari alternatif rumah sakit yang lain, tetapi beberapa pasien tetap memilih antri dan menunggu pelayanan IGD RSUD.
• Perlu kami sampaikan pula bahwa pelayanan di IGD membutuhkan waktu yang cukup karena dokter harus menegakkan diagnosis dengan melengkapi pemeriksaan penunjang  yang cukup membutuhkan waktu.  Hal ini dilakukan agar pelayanan di IGD sudah didasarkan pada diagnosis yang tepat.
• Terkait ketersediaan kamar yang kosong di ruang rawat inap, tidak serta merta dapat di isi dengan pasien yang ada di IGD.  Dapat kami informasikan bahwa pengisian bed/tempat tidur pasien di ruang rawat inap, pemanfaatannya memperhatikan hal sebagai berikut :
  • Memperhatikan JENIS KASUS/DIAGNOSTIC.

Contoh : bangsal “ X “ untuk perawatan kasus penyakit dalam yang infeksius, dan ketika ada pasien datang dengan kasus non infeksius, maka tidak dapat kami tempatkan di bangsal tersebut.

• • Memperhatikan JENIS KELAMIN.  Dalam bangsal “ X ”, 1 ruangan telah ditentukan untuk jenis kelamin tertentu , hal ini untuk menjaga privasi pasien, dan menghindari hal yang tidak di inginkan ketika tim medis melakukan tindakan terhadap pasien.  Sehingga ketika pasien datang dengan jenis kelamin perempuan sementara Tempat Tidur kosong untuk laki-laki maka tidak dapat kami tempatkan masuk ke kamar inap.
• Untuk menyikapi beberapa permasalahan antrian di IGD, tahun ini kami akan melakukan renovasi IGD sehingga lebih luas dan kapasitas tempat tidur IGD akan lebih banyak.  kami menyampaikan permohonan maaf apabila dalam kurun waktu renovasi IGD akan mengganggu kenyamanan pasien RSUD.

TERIMAKASIH

11 Apr 2019 15:58